"Potensi deflasi pada Januari memang besar, tapi bukan berarti BPS mengatakan bahwa Januari akan terjadi deflasi," kata Rusman di Gedung Bappenas Jakarta, Senin (19/1).
Besarnya potensi deflasi pada Januari 2009 disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,
potensi deflasi yang instan itu datangnya dari penurunan harga premium dan solar. Potensi perlambatan inflasinya itu antara 0,37-0,53.
Artinya, kalau harga barang dan jasa yang lain tidak ada yang berubah, maka akan terjadi deflasi antara 0,37-0,53. "Tapi kita belum tau seberapa efektifnya itu," ujarnya.
Kedua, potensi deflasi menjadi semakin besar karena, jika melihat pada Dersember
lalu, premium dan solar diturunkan harganya, tidak diikuti second round efect. Pada
Januari ini, entah karena intervensi pemerintah, atau karena kesadaran yang muncul belakangan dari sektor angkutan, kelihatannya dari pantauan BPS dari Sabang sampai Merauke, terutama pada tarif angkutan kota ada kecenderungan terjadi penurunan
tarif. Hal ini bisa memberikan dampak pada deflasi.
Ketiga, tidak terjadinya gejolak harga bahan pokok. Katakanlah masih ada kenaikan, tapi itu tidak terlalu signifikan. Jadi, dibandingkan antara potensi deflasi dengan potensi inflasi, kelihatannya memang lebih kuat potensi deflasinya.
"Tapi, apakah kata akhirnya deflasi itu seberapa besar atau apakah masih terjadi inflasi, ya itu nantilah, karena kita masih punya beberapa hari di bulan Januari ini," tukasnya.
0 comments:
Posting Komentar