Tampilkan postingan dengan label Statistik.... Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Statistik.... Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Januari 2009

Ekonomi Tumbuh 5% Wajar


"Saya kira angka 5% masih sesuatu yang wajar," kata Rusman saat ditemui usai pertemuan di Gedung Djuanda I Departemen Keuangan, Jakarta, Senin (5/1).

Ia menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi selama 2009 akan tergantung dari sejumlah faktor dalam kondisi ancaman krisis global yang diperkirakan makin berat.

"Itu akan tergantung bagaimana tekad dan soliditas semua komponen yang berperan dalam perekonomian terutama pemerintah dan dunia usaha dalam menghadapi tantangan," kata Rusman.

Rusman mengungkapkan, berbagai indikator memang menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan berlanjut pada 2009.

Ia menyontohkan indikator volume dan nilai ekspor yang mengalami penurunan pada kuartal IV 2008 dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

"Ini memberi sinyal adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi pada akhir 2008," katanya.

Meski di kuartal IV 2008 ada perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga misalnya hanya mencapai 5,9%, namun jika dirata-rata maka pertumbuhan ekonomi selama 2008 masih di atas 6%.

"Kalau kuartal I hingga III mencapai 6,3%, maka selama 2008 mencapai 6,2%, tapi bisa juga 6,1%," katanya.
Baca Lanjutannya......

Januari Berpotensi Deflasi


"Potensi deflasi pada Januari memang besar, tapi bukan berarti BPS mengatakan bahwa Januari akan terjadi deflasi," kata Rusman di Gedung Bappenas Jakarta, Senin (19/1).

Besarnya potensi deflasi pada Januari 2009 disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,

potensi deflasi yang instan itu datangnya dari penurunan harga premium dan solar. Potensi perlambatan inflasinya itu antara 0,37-0,53.

Artinya, kalau harga barang dan jasa yang lain tidak ada yang berubah, maka akan terjadi deflasi antara 0,37-0,53. "Tapi kita belum tau seberapa efektifnya itu," ujarnya.

Kedua, potensi deflasi menjadi semakin besar karena, jika melihat pada Dersember

lalu, premium dan solar diturunkan harganya, tidak diikuti second round efect. Pada

Januari ini, entah karena intervensi pemerintah, atau karena kesadaran yang muncul belakangan dari sektor angkutan, kelihatannya dari pantauan BPS dari Sabang sampai Merauke, terutama pada tarif angkutan kota ada kecenderungan terjadi penurunan

tarif. Hal ini bisa memberikan dampak pada deflasi.

Ketiga, tidak terjadinya gejolak harga bahan pokok. Katakanlah masih ada kenaikan, tapi itu tidak terlalu signifikan. Jadi, dibandingkan antara potensi deflasi dengan potensi inflasi, kelihatannya memang lebih kuat potensi deflasinya.

"Tapi, apakah kata akhirnya deflasi itu seberapa besar atau apakah masih terjadi inflasi, ya itu nantilah, karena kita masih punya beberapa hari di bulan Januari ini," tukasnya.
Baca Lanjutannya......
GaJe (Ga Jelas) © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute